Tutwuri.id – Melalui Undang-undang (UU) terbaru terkait pendidikan, Pemerintah China larang sekolah untuk memberikan PR dan kegiatan bimbingan belajar yang berlebihan.
Aturan baru tersebut mulai disahkan sejak kemarin Sabtu, 23 Oktober melalui Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional dan badan legislatif di negara tersebut.
Meskipun rincian terkait teknis dan aturan undang-undang belum diumumkan secara publik, media menyebut bahwa aturan tersebut disahkan untuk mendorong para orang tua lebih mengajarjkan norma sosial, pengembangan intelektual, serta penanaman nilai moral.
Baca Juga: Mengenal Sosok Ellya Khadam, Profil yang Masuk Google Doodle 23 Oktober 2021 ini
Dihimpun dari laman BBC pada minggu, 24 Okrtober menyebut para orang tua diminta memantau dan memastikan anak-anak memiliki waktu istirahat yang wajar serta berolahraga dan tidak terlalu banyak memainkan ponsel.
Sebelumnya pada bulan Agustus lalu untuk menekan kesehatan mental dan fisik pelajar, pemerintah juga melarang ujian tulis bagi siswa dengan usia enam dan tujuh tahun.
Lebih jauh sejak tahun lalu, pemerintah China juga mengeluarkan beberapa kebijakan bagi pelajar agar mengurangi kecanduan internet serta budaya luar.
Sejak isu UU ini naik, banyak respon beragam dari netizen melalui sosial media populer di China seperti Weibo terkait masalah ini.
Dilansir dari South China Morning Post seorang pengguna sosial media berpendapat hanya memiliki sedikit waktu dan merasa keberatan dengan UU tersebut.
“Saya bekerja 996 (Bekerja mulai jam 9 pagi hingga 9 malam, 6 hari dalam seminggu), dan ketika saya pulang malam saya masih harus mengajarkan pendidikan keluarga?” tanya seorang pengguna Weibo.
Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa IT Telkom Surabaya Dibuka, Untuk Lulusan SMA 2021 dan 2022
Sejak bulan Juli lalu, pemerintah China juga mulai memberantas layanan bimbingan belajar online yang dinilai hanya mengeruk keuntungan dari kusrus yang diberikan.
Sebagai dampak aturan pelarangan bimbel online tersebut, diperkirakan kerugian yang tercatat mencapai $120 miliar.