7 Kepercayaan dalam Masyarakat Jawa yang Tetap Dijaga Hingga Hari Ini

Kepercayaan dalam Masyarakat Jawa
Kepercayaan dalam Masyarakat Jawa

Tutwuri.id – Masyarakat Jawa memiliki kekayaan budaya yang mendalam, termasuk dalam hal kepercayaan yang masih dijaga dan dianut dengan tekun hingga saat ini.

Meskipun dunia terus berubah dan modernisasi berkembang, nilai-nilai kepercayaan ini tetap berpegang teguh sebagai bagian penting dari identitas dan warisan budaya mereka.

Berikut adalah 7 kepercayaan dalam masyarakat Jawa yang masih dijaga hingga hari ini seperti yang disadur dari situs kompiwin.

1. Kepercayaan pada Weton

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, weton adalah sistem penanggalan berdasarkan hari kelahiran dalam kalender Jawa. Kepercayaan ini masih dipegang kuat oleh masyarakat Jawa, dan sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan seperti perencanaan acara, penentuan hari baik atau buruk, dan bahkan dalam menentukan sifat individu.

2. Upacara Tradisional

Berbagai upacara tradisional, seperti slametan (persembahan makanan kepada leluhur), selamatan (acara syukuran), dan nyadran (upacara bersih-bersih makam) masih diadakan dengan penuh rasa hormat terhadap leluhur dan alam gaib. Meskipun telah berabad-abad berlalu, masyarakat Jawa masih menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam upacara ini.

3. Mitos dan Legenda

Masyarakat Jawa masih melestarikan mitos dan legenda yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kisah-kisah tentang tokoh-tokoh legendaris seperti Roro Jonggrang, Sangkuriang, dan Semar masih menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa.

4. Kepercayaan pada Alam Gaib

Keyakinan pada keberadaan makhluk gaib seperti tuyul, genderuwo, dan kuntilanak masih kuat di kalangan masyarakat Jawa. Meskipun pada era modern ini pemahaman ilmiah semakin berkembang, beberapa masyarakat masih merasa berhubungan dengan alam gaib dan berusaha untuk menjaga keseimbangan dengan mereka.

5. Pantangan dan Larangan

Pantangan dan larangan dalam masyarakat Jawa, seperti larangan melewati tengah malam atau tidak memotong pohon besar tanpa alasan yang kuat, masih ditaati oleh sebagian besar masyarakat. Ini mencerminkan penghargaan terhadap harmoni alam dan kehidupan sehari-hari.

6. Sistem Kearifan Lokal

Sistem kearifan lokal seperti “adat” dan “gotong royong” masih dijaga dengan baik dalam masyarakat Jawa. Gotong royong, semangat bekerja sama untuk kepentingan bersama, masih tercermin dalam berbagai aktivitas masyarakat seperti gotong royong membersihkan lingkungan atau membantu tetangga dalam kesulitan.

7. Warisan Seni dan Budaya

Seni tradisional seperti wayang kulit, gamelan, tari Jawa, dan seni rupa tradisional masih dipersembahkan dalam berbagai pertunjukan dan acara adat. Masyarakat Jawa berusaha untuk menjaga keaslian dan keindahan seni-seni ini agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dalam dunia yang terus berubah, keberlanjutan kepercayaan dan tradisi dalam masyarakat Jawa merupakan suatu pencapaian yang luar biasa.

Ini adalah bukti nyata bahwa meskipun modernisasi membawa perubahan, akar budaya dan spiritualitas tetap menjadi pilar yang kokoh dalam kehidupan mereka.

Dengan memelihara kepercayaan ini, masyarakat Jawa memastikan bahwa warisan budaya mereka akan terus mengalir dalam aliran waktu, memberi makna dan identitas yang mendalam bagi generasi-generasi yang akan datang.