Ilmuwan Sebut Enceladus Bulan Planet Saturnus Dapat Dihuni, Ini Penjelasannya

lmuwan Sebut Enceladus Dapat Dihuni
lmuwan Sebut Enceladus Dapat Dihuni

Tutwuri.id – Bulan kedua yang ditemukan di sekitar Saturnus, Enceladus, memiliki cangkang es tebal di lautan subglasial, membentuk cangkang di mana para ilmuwan telah menemukan lima elemen dasar kehidupan: karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan belerang. Namun, fosfor, elemen penting, belum ditemukan.

Karena tidak adanya fosfor, yang merupakan komponen tak terpisahkan dari tulang, membran sel dan DNA pada manusia dan hewan, Enceladus pernah dianggap tidak dapat dihuni oleh komunitas ilmiah internasional.

Namun, sekelompok peneliti internasional, yang dipimpin oleh ilmuwan dari China, membantah kesimpulan sebelumnya dengan mengklaim telah menemukan fosfor dalam bentuk fosfat di lautan bulan ini.

Baca Juga: Teleskop Sky Eye Kabarkan Terima Sinyal Asing dari Luar Bumi, Netizen: Peradaban Alien?

Dalam studi tersebut, para peneliti menciptakan model interaksi air laut-batuan untuk mensimulasikan geokimia dasar laut berbatu Enceladus.

“Air laut planet ini ditemukan sangat basa (sangat asin) dan kekurangan oksigen, mirip dengan air gas yang diminum orang di Bumi,” kata pemimpin peneliti Hao Jihua dari University of Science and Technology of China. .

Dalam lingkungan gas seperti itu, dibutuhkan sekitar 100.000 tahun bagi fosfor untuk larut dari batuan Enceladus ke laut.

Hao mencatat bahwa lautan air cair mungkin telah ada selama lebih dari 100 juta tahun di Enceladus. Mengingat sejarah yang berpotensi panjang ini, batuan di planet ini dapat melepaskan sejumlah besar fosfor ke laut.

Baca Juga: Kerap Jadi Perdebatan, Inilah Fungsi dari Lengan T-Rex yang Berukuran Kecil

Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.

Meski untuk saat ini keberadaan fosfor belum bisa dipastikan, penelitian ini memberikan referensi ilmiah untuk eksplorasi masa depan tentang potensi keberadaan kehidupan di Enceladus, menurut para peneliti.

Tinggalkan Balasan