Tutwuri.id – Belakangan santer terdengar isu bahwa Cabang Olahraga E-Sports disebut akan masuk dalam kurikulum sekolah baik tingkat menengah (SMP) dan tingkat atas (SMA).
Hal tersebut seperti dilansir dari pemaparan Ashadi Ang selaku Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar E-sports Indonesia (PBEsI) rabu lalu.
Dalam acara diskusi virtual bertajuk Membangun Jenjang Karier Atlet E-sports & Prestasi Bangsa pihaknya sempat menyinggung bahwa materti E-Sports bakal masuk dalam kurikumum sekolah.
Baca Juga: Tanggapi Temuan Kasus Covid-19 di Solo, Wali Murid Minta Semua Sekolah Gelar Tes PCR
“E-sports juga masuk di kurikulum sekolah kejuruan,” ucap Ashadi seperti dilansir dari laman Kompas.com.
Lebih lanjut, untuk merialisasikan hal tersebut, pihaknya juga akan bekerjasama dengan kementerian pendidikan serta pemuda dan olahraga.
“Untuk masuk ke kurikulum, kami bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenpora,” lanjutnya.
Tanggapan Kemendikbud Terkait E-Sports Masuk Kurikulum
Melalui akun Twitter pribadinya Anindito Aditomo selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud menyebut bahwa isu tersebut bukan muncul dari institusinya.
Anindito juga menjelaskan bahwa saat ini Kemendikbudristek tengah menggodok kurikulum yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks kebutuhan siswa.
Salah satu kecakapan dalam kurikulum yang lebih fleksibel tersebut yakni nalar kritis yang mencakup kemampuan mencari, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dan gagasan. Juga kemampuan metakognitif untuk merefleksikan, mengevaluasi, dan merevisi pemikirannya sendiri.
Lebih lanjut, dalam cuitan Anindito tersebut menyebut bahwa nalar kritis yang dimaksud dalam urusan digital adalah literasinya dan bukan pada konten E-Sports.
“Nalar kritis adalah kecakapan yang esensial di tengah banjir informasi di dunia digital yang sering mencampurkan antara fakta, opini, dan mis-informasi. Dengan kata lain, yang esensial terkait urusan digital adalah literasinya. Bukan konten seperti e-sports,” cuit Anindito dalam Twitter @ninoaditomo.
Baca Juga: Kurangi Stres Pada Anak, China Larang Pemberian PR Sekolah dan Bimbel yang Berlebihan
Meskipun demikian, ia juga menjelaskan bahwa bukan berarti sekolah tidak diperbolehkan membahas E-Sports, sesuai dengan kurikulum yang fleksibel tersebut sekolah dapat mengembangkan materi serta metode pembelajaran sesuai dengan misi sekolah, konteks lokal, serta kebutuhan siswa.
Hal yang terpenting adalah materi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kecakapan siswa yang mencakup nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong.
“Konten spesifik seperti e-sports bisa saja digunakan oleh sekolah sebagai bagian dari kurikulum mereka. Yang penting adalah materi tersebut digunakan untuk mengembangkan kecapakan esensial seperti nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong,” tulisnya.