Sastra  

Puisi Jalan Tuntang – Piek Ardijanto Soeprijadi

Puisi Jalan Tuntang Karya Piek Ardijanto Soeprijadi
Puisi Jalan Tuntang Karya Piek Ardijanto Soeprijadi

Tutwuri.id – Puisi Jalan Tuntang merupakan salah satu buah sastra yang diciptakan oleh Alm. Piek Ardijanto Soeprijadi pada tahun 1984.

Puisi ini bercerita tentang lika liku kehidupan Piek  Ardijanto yang diwarnai dengan kisah sendu dan pengharapan bersama kekasih masa lalunya yang hilang.

Baca Juga: Puisi Lereng Merapi – Sitor Situmorang

Jalan Tuntang Karya Piek Ardijanto Soeprijadi

Mendung tebal menjemputku
mengucapkan selamat datang
ketika aku sampai ke jalan tuntang
yang masih seperti dulu juga
lengang menjelang senja.

Kuperlambat langkahku
menatapi pepohonan
tepi jalan tambah tua
menggoyangkan rerantingnya
menyampaikan salam.

Gerimis luruh menyapu debu
di jalan ini pernah juga luruh rinduku
pada perawan ayu yang kini
mungkin sudah punya menantu
bila dulu kami jadi berumah tangga.

Kuusap-usap jalan beraspal dengan sepatuku
barangkali masih menyimpan bekas
telapak kaki kami berdua
di jalan ini kami sadap malam
dan hatiku kulabuhkan padanya.

Mungkinkah kabut tipis itu
bisa menghapus kenangan di jalan ini
ketika kugandeng gadis menggelitiki hati
waktu aku masih jejaka
dan sekarang entah di mana dia.

Baca Juga: Puisi Biarin! – Yudhistira A.N.M. Massardi

Profil Piek Ardijanto Soeprijadi

  • Nama Lengkap: Piek Ardijanto Soeprijadi
  • Tempat Lahir: Magetan
  • Kelahiran: 12 Oktober 1929
  • Wafat: 22 Mei 2001

Bibliografi:

  • Burung-burung di Ladang (1983)
  • Percakapan Cucu dengan Neneknya (1983)
  • Desaku Sayang (1983)
  • Lelaki di Pinggang Bukit (1984)
  • Lagu Bening dari Rawa Pening (1984)
  • Nelayan dan Laut (1995)
  • Biarkan Angin Itu (1996)
  • Kawindra-kawindra (bersama Rita Oetoro, 1984)
  • Laut Sebagai Gelanggang Hidup Manusia (bacaan anak-anak, 1984)
  • Apresiasi Sastra dalam Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa (sebuah wawasan, 1984)
  • Menyambut Hari Sumpah Pemuda (Langen Suara, 1984)
  • Gaya Baru, buku pelajaran untuk SMP (1984)

Antologi Bersama

  • Antologi Angkatan 66 (H.B Jassin, 1968)
  • Tanggal 2 (Linus Suryadi, 1987)
  • Senayu (bersama penyair Purwokerto, 1995)
  • Antologi Puisi Jawa Tengah (1994)
  • Dari Negeri Poci 1 (1993)
  • Dari Negeri Poci 2 (1994)
  • Dari Negeri Poci 3 (1996)

Penghargaan

  • Pemenang ke-2 atas beberapa puisi yang termuat di Majalah Sastra (1962)
  • Pemenang ke-2 dalam Sayembara menulis puisi dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah (1964)
  • Pemenang Harapan pada Sayembara Menulis Esei Sastra, Dewan Kesenian Jakarta (1978)
  • Penghargaan dari Yayasan Buku utama atas puisinya, Lagu Bening dari Rawa Pening (1984)
  • Hadiah atas Esei Bahasa Jawa, Ninthingi Geguritan, dari Lembaga Pemeliharaan Bahasa Jawa “Javanologi”
  • Penghargaan dari Pusat Bahasa untuk bukunya, Biarkan Angin Itu
  • Penghargaan sebagai Pelopor Penyair Tegal dari Dewan Kesenian Kota Tegal. Hari meninggalnya (22 Mei) dijadikan Hari Kepenyairan Tegal (2005)
  • Penghargaan Pakarti seni dan hadiah dari Wali kota Tegal sebagai penyair yang ikut mengangkat citra Kota Tegal (2008)

Piek Ardijanto Soeprijadi merupakan seorang Guru dan sastrawan berdarah Indonesia yang masuk pada angkatan 1966.

Tinggalkan Balasan