Dari Hasil Penelitian, Perjalanan Luar Angkasa Berdampak Kerusakan Otak pada Kosmonot

Para Peneliti Ungkap Dampak Negatif Perjalanan Luar Angkasa
Para Peneliti Ungkap Dampak Negatif Perjalanan Luar Angkasa

Tutwuri.id – Baru-baru ini beberapa peneliti dari University of Gothenburg mengungkap bahwa perjalanan luar angkasa dapat berdampak pada kerusakan otak.

Dari penelitian tersebut, lima orang kosmonot (tim penelitian luar angkasa Rusia) yang melakukan penelitian beberapa bulan di International Space Station (ISS).

Sejak maraknya trend ekspedisi ke luar angkasa, para peneliti menemukan bahwa dalam menjalankan tugas tersebut akan membawa dampak negatif bagi tubuh.

Baca Juga: Pemerintah Uni Emirat Arab Umumkan Rencana Misi Luar Angkasa ke Planet Venus

Sebelumnya, dampak negatif yang sudah diketahui yakni pelemahan otod dan tulang, serta adanya masalah pengelihatan saat berada di Bumi.

Perjalanan Luar Angkasa Berdampak Pada Kerusakan Otak

Dikutip dari publikasi AMA Neurology, perjalanan keluar angkasa mengakibatkan kerusakan sel otak bagi para Astronot atau Kosmonot.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengammengambil sampel darah dari lima Kosmonot Rusia yang menetap di stasiun ISS selama 5,5 bulan.

Saat pulang dari ketinggian 400 kilometer dari bumi, para kosmonot kembali diambil sampel darah sejak gari pertama, satu minggu, dan tiga minggu saat sudah berada di Bumi.

Dari sampel yang diterima, para peneliti memeriksa biomarker yang terdiri dari neurofilament light (NFL), glial fibrillary acidic protein (GFAP), total tau (T-tau), dan dua protein beta amiloid.

Hasilnya, para peneliti mendapat data dimana para Kosmonot mengalami peningkatan jumlah biomarker yang berpengaruh pada sistem kerja otak.

Meskipun belum mendapat hasil pasti apakah hal tersebut akan menurunkan fungsi otak, para peneliti membenarkan bgahwa para Kosmonot tersebut mengalami penurunan kesehatan.

Butuh Penelitian Lebih Lanjut

Salah satu peneliti dari University of Gothenburg Henrik Zetterberg menyebut bahwa penelitian terkait dampak perjalanan luar angkasa perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

Baca Juga: Perang Luar Angkasa, China Berusaha Saingi Amerika: Kirim Astronout hingga Bangun Pangkalan di Mars

Ia menyebut hal ini penting lantaran dalam beberapa tahun mendatang akan lebih banyak ekspedisi keluar angkasa yang melibatkan manusia.

Melalui penelitian ini, Henrik berharap dapat membantu dan mencari solusi mengatasi penurunan kesehatan para antariksawan saat kembali ke Bumi.

Seperti yang sudah diketahui, dalam beberapa tahun mendatang NASA dan beberapa pihak lain akan melaksanakan misi ke Planet Mars dengan mengirim antariksawan dalam eksplorasi tersebut.

Selain itu bahkan beberapa pihak swasta juga direncanakan memulai wisata luar angkasa yang ditargetkan bagi orang kaya di dunia.

Tinggalkan Balasan